Identifikasi Metode "Seberang Ide" Paradigmatik

Identifikasi Metode "Seberang Ide" Paradigmatik

Smallest Font
Largest Font
Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil. (Penulis Lepas Lintas Jogja-Sumatera)

Kabarpers - Setiap wacana yang menjadi bahan, baik tulisan atau berbagai narasi teks maupun diskursus langsung termasuk berupa video wawancara, terdapat di dalamnya metode yang menjadi paradigma dalam membentuk ide-ide atau konsep di dalamnya. 

Wacana yang dibangun atas paradigma lurus ("straight") adalah biasa dan menjadi fondasi dalam berbagai kehidupan dan sepanjang peradaban manusia.

Metode lain yang penting dalam perkembangan manusia untuk diperkenalkan secara keilmuan/konseptual berupa improvisasi dari paradigma lurus. 

Disebut "Seberang Ide" lantaran pengembangan lebih lanjut dari metode sebelumnya yang telah ada dan merupakan penafsiran cara berkomunikasi khususnya dalam membentuk ide. 

Meski bersifat lanjutan, metode "Seberang Ide" sesungguhnya berbeda sekaligus berpotensi menjadi lawan dari metode lurus.

Sebab paradigma lurus tidak didapat rivalnya, yaitu tidak lurus, maka secara konsep metode yang menyalahinya adalah lawan. Perbedaan berupa penyangsian metode lurus menjadikannya metode tersebut adalah lawannya, itulah metode seberang ide.

Mengenal Metode "Seberang Ide" Konseptual. Tidak sulit mengenal atau mempelajari metode seberang ide tatkala telah ditemukan fondasi dalam membentuk wacana sebagaimana dijelaskan di atas. 

Selain itu kepraktisan konsep ini menjadi kemudahan tersendiri untuk mengidentifikasi terutama dalam diri sendiri. 

Identifikasi metode lurus yang menjadi metode dasar dalam pembentukan setiap wacana sebagai langkah awal, selanjutnya secara otomatis menemukan yang selainnya yang disebut metode seberang ide.

Metode seberang ide secara khusus adalah metode yang digunakan dalam membentuk ide dengan menghadirkan pandangan yang berbeda dari alasan sebenarnya. 

Seberang ide adalah usaha menyeberangi kebenaran ide untuk membangun wacana atau suatu konsep. 

Sebagai contoh, seorang yang meninggal karena bunuh diri di suatu Perguruan Tinggi Negeri. Mahasiswi yang meninggal tersebut dinyatakan sebabnya jatuh dari gedung tinggi tempat perkuliahan. 

Dalam pembangunan wacana, kematian mahasiswi tersebut adalah suatu metode lurus, sedang sebabnya yang disebut bunuh diri adalah seberang ide lantaran berbagai indikasi seperti terdapat wasiat yang ditulisnya sebelum dia meninggal, rekaman CCTV dan saksi.

Metode seberang ide tidak mengenal indikasi atau sebab-sebab karena berdasar pada keotentikan kejadian. Selanjutnya terkait indikasi tidak termasuk kepada keotentikan ide tersebut namun merupakan kemungkinan saja. 

Sebab kemungkinan bersifat tidak pasti, yang justru dapat bersifat sebaliknya atau menimbulkan kesalahan maka bukan menjadi syarat atau suatu kemestian dalam suatu wacana. Terkait contoh di atas, tindakan bunuh diri tentu bukan suatu yang dapat dibenarkan maka karena salah. 

Tindakan membunuh diri sendiri secara tentu merugikan dirinya sendiri akan seimbang kemungkinannya bahwa sebenarnya kematian dalam contoh tersebut sebenarnya sebab itu sendiri, sedang anggapan bunuh diri sebenarnya terkait kepentingan bukan pelakunya bahkan jika sebenarnya terjadi sebab lain yang melatarbelakanginya semisal pembunuhan.

Dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam forum diskusi, metode seberang ide ini laris manis dan praktis digunakan banyak orang untuk membentuk wacana/konsep juga dalam istilah logika memperkuat argumentasi. 

Selain itu dapat memperkaya alasan dan menarik perhatian banyak orang yang menyaksikan. 

Menggunakan data atau cuplikan fakta berupa cerita maupun kisah-kisah serta dalam rangka membuat kesimpulan untuk menjadikan suatu wacana terbentuk dan dapat bernilai "harga". (***)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author