Kenali Kecerdasan Spritual pada Diri Anda, Simak Pernyataan dari Artikel Ini
Kabarpers - Kecerdasan spiritual adalah kemampuan diri dalam merefleksikan, mengintegrasikan, dan memaknai nilai spiritualitas untuk kualitas hidup yang lebih baik dan bermakna.
Sementara dengan kecerdasan spiritual, hal ini dapat membantu Anda untuk memecahkan suatu persoalan-persoalan, makna dan nilai dalam kehidupan Anda sehari-hari.
Ciri-ciri kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Kemudian, dengan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan.
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna kehidupan, nilai-nilai, dan keutuhan diri yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup Anda dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna.
Kecerdasan spritual merupakan nilai lebih dari setiap manusia dalam mengembangkan pola pikirnya, sehingga mampu berkembang dan berpikir dengan jernih untuk menimbang, memutuskan, serta menghadapi sesuatu dengan berpusat pada masalah-masalah yang dihadapi dan solusi cemerlang. Seseorang yang cerdas, pembicaraan yang disampaikan akan terstruktur dan memiliki nilai.
Saat Anda berbicara, maka yang keluar adalah ide, gagasan, solusi, hikmah, ilmu, dan dzikir, sehingga pembicaraannya senantiasa bermanfaat. Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Karena dengan kecerdasannya, manusia dapat terus-menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berpikir dan belajar.
Kecerdasan spiritual ialah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya.
Kecerdasan spiritual sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Karena spiritual bisa digunakan untuk membendung perilaku Anda yang kurang baik untuk menjadi lebih baik.
Kecerdasan spiritual ialah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif.
Kecerdasan spiritual merupakan fasilitas yang membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan persoalannya itu. Membicarakan kecerdasan tidak sebatas prestasi gemilang di sekolah atau kampus saja.
Spiritual intelligence atau kecerdasan spiritual yang ternyata dapat mengubah hidup seseorang jadi lebih bermakna. Agar hidup lebih bermakna, asah dan terapkan kecerdasan spiritual dalam diri Anda.
Beberapa dekade silam, hanya intelligence quotient atau IQ yang dianggap sebagai satu-satunya bentuk kecerdasan.
Namun, di tahun 1990 hingga 2000-an mulai diperkenalkan berbagai konsep kecerdasan salah satunya spiritual intelligence atau kecerdasan spiritual, yang juga dikenal sebagai kecerdasan jiwa.
Sementara itu mempelajari kecerdasan spiritual adalah tindakan yang terpuji, apalagi jika Anda praktikkan pada kenyataan dalam hidup. Selain mendapat pahala, tingkah laku Anda juga menjadi lebih baik.
Kecerdasan spiritual juga dianggap sebagai kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya, dan memiliki pola pemikiran tauhid serta berprinsip hanya karena Allah.
Tanggung jawab ialah sikap atau perilaku untuk melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan siap menanggung segala risiko dan perbuatan.
Tanggung jawab termasuk tingkah laku manusia untuk sadar akan perbuatan dan kewajiban yang harus dilakukan. Contoh dari sikap tanggung jawab adalah memiliki keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Kemudian menurut dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab ialah kewajiban yang ditanggung seorang individu, termasuk menanggung akibatnya.
Misalnya, tanggung jawab seorang siswa ialah belajar demi memenuhi kewajibannya. Kadar tanggung jawab ini diterima ketika dia menerima hasil ujian apakah nilainya baik ataukah buruk.
Setiap tindakan dan keputusan ini dituntut untuk memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab dipercayakan pada seseorang atau orang lain dan diterima sebagai tugas.
Sikap tanggung jawab ini diwujudkan pada diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Sikap ini terbentuk seiring perkembangan seorang anak sampai dewasa.
Bahkan sikap tanggung jawab berasal dari kemauan diri sendiri atas kewajiban yang harus dilakukan. Intelligence quotient (IQ) memang lebih dulu dikenal, tapi kemudian ada juga yang disebut emotional intelligence (EQ). IQ ialah upaya untuk mengukur kecerdasan manusia.
Kecerdasan ini erat hubungannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh setiap individu, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, menggunakan bahasa dan memahami gagasan. Tinggi rendahnya IQ biasanya diketahui lewat tes IQ.
Sementara itu, EQ ialah kemampuan seseorang dalam mengelola emosi dalam diri dengan cara yang positif dan dapat secara efektif menghadapi berbagai perubahan dalam hidup.
Orang dengan EQ yang baik dapat lebih mudah menjalin hubungan dengan orang lain dan bisa menyesuaikan diri pada situasi situasi tertentu.
Kalangan ilmuwan menemukan tiga bentuk kecerdasan dalam diri manusia, yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).
IQ ialah kecerdasan yang diperoleh melalui kreativitas akal yang berpusat di otak. Sementara itu, EQ ialah kecerdasan yang diperoleh melalui kreativitas emosional yang berpusat di dalam jiwa.
Dan SQ ialah kecerdasan yang diperoleh melalui kreativitas rohani yang mengambil lokasi di sekitar wilayah roh.
Ketiga aktivitas kreatif di atas mengingatkan kita pada tiga konsep struktur kepribadian Sigmund Freud (1856-1939), yaitu id, ego dan superego. Id adalah pembawaan sifat sifat fisik-biologis seseorang sejak lahir. Id ini menjadi inspirator kedua struktur berikutnya.
Ego bekerja dalam lingkup rasional dan berupaya menjinakkan keinginan agresif dari id. Ego berusaha mengatur hubungan antara keinginan subjektif individu dan tuntutan objektif realitas sosial.
Ego membantu seseorang keluar dari berbagai problem subyektif individual dan memelihara agar bertahan hidup (survival) dalam dunia realitas.
Superego berfungsi sebagai aspek moral dalam kepribadian, berupaya mewujudkan kesempurnaan hidup, lebih dari sekedar mencari kesenangan dan kepuasan.
Superego juga selalu mengingatkan dan mengontrol ego untuk senantiasa menjalankan fungsi kontrolnya terhadap id.
Meskipun tidak identik, IQ dapat dihubungkan dengan id, ego dapat dihubungkan dengan EQ, dan superego dapat dihubungkan dengan SQ. Pemilik IQ tinggi bukan jaminan untuk meraih kesuksesan.
Seringkali ditemukan pemilik IQ tinggi tetapi gagal meraih sukses, sementara pemilik IQ pas-pasan meraih sukses luar biasa karena didukung oleh EQ.
Mekanisme EQ tidak berdiri sendiri di dalam memberikan kontribusinya ke dalam diri manusia tetapi intensitas dan efektifitasnya sangat dipengaruhi oleh unsur kecerdasan ketiga (SQ).
SQ sulit sekali diperoleh tanpa kehadiran EQ, dan EQ tidak dapat diperoleh tanpa IQ. Sinergi ketiga kecerdasan ini biasanya disebut Multiple intelligence yang bertujuan untuk melahirkan pribadi utuh (Al insan Al Kamilah).
Untuk menyiapkan SDM di masa depan, internalisasi ketiga bentuk kecerdasan ini tidak dapat ditawar.
Bahkan ketiga bentuk kecerdasan ini tidak dijelaskan secara terperinci. Namun, masih perlu dikaji lebih mendalam beberapa kata kunci yang berhubungan dengan ketiga pusat kecerdasan yang dihubungkan dengan ketiga substansi manusia.
Lebih lanjut, unsur jasad yang IQ, unsur nafsani yang membutuhkan EQ, dan unsur roh yang membutuhkan SQ.
Sehingga eksistensi kesempurnaan manusia dapat dicapai manakala menyinergikan secara seimbang potensi kecerdasan yang dimilikinya, yaitu kecerdasan unsur jasad, kecerdasan nafsani (EQ) dan kecerdasan Ruhani (SQ). (Ss)