Sejarah Pekan Olahraga Nasional di Indonesia
KABARPERS - Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama kali diselenggarakan di tahun 1948, dimana ketika itu saat rakyat Indonesia masih berjuang untuk meraih kemerdekaan.
Ketika itu acara olahraga ini dinamakan Pekan Olahraga Perserikatan dan menjadi bentuk perlawanan moral terhadap penjajahan Belanda yang masih berlangsung. PON pertama ini diadakan di Surakarta, Jawa Tengah.
Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, PON berkembang dan menjadi ajang olahraga nasional yang lebih besar. Pada tahun 1951, PON diadakan di Yogyakarta dan memasukkan lebih banyak cabang olahraga dalam programnya.
Sehingga PON ini menjadi sangat penting bagi pembinaan atlet-atlet Indonesia sehingga sebagai ajang persatuan seluruh provinsi di Indonesia kala itu.
Selanjutnya, pada tahun 1959, PON menjadi ajang kompetisi resmi dan diadakan setiap empat tahun sekali. Kota-kota di seluruh Indonesia berlomba-lomba untuk menjadi tuan rumah PON.
Adapun ketika menjadi tuan rumah dapat dipastikan wilayah atau kota tersebut akan memberikan dorongan ekonomi dan pengembangan infrastruktur di daerah tersebut.
Sehingga sejak saat itu, PON telah tumbuh menjadi sebuah ajang olahraga yang mendalam di hati masyarakat Indonesia.
PON Pertama 9 Cabang Diikuti 13 Kontingen
PON pertama yang digelar pada September 1948 di Surakarta ini, diselenggarakan dengan 9 cabang olahraga yang dipertandingkan dan diikuti oleh 13 kontingen dari berbagai penjuru Indonesia.
Hal ini sangat berbeda dengan saat ini, di mana PON digelar empat tahun sekali, dahulu ajang olahraga multievent terbesar nasional ini diselenggarakan dua tahun sekali.
PON kedua dilaksanakan pada 1951 di Jakarta, dengan tambahan cabang olahraga yang dipertandingkan menjadi 18. Setelah PON ketiga pada 1953, barulah ajang ini digelar empat tahun sekali.
DKI Jakarta adalah peraih gelar juara umum terbanyak, yaitu 11 kali. Di urutan kedua ada Jawa Barat yang menjadi juara sebanyak 5 kali, disusul oleh Jawa Timur yang meraih gelar juara 2 kali.
Selain itu, Solo juga memiliki fasilitas olahraga yang memadai untuk menggelar acara sebesar PON kala itu.
Diketahui bahwa pada persiapan PON pertama kali tidaklah mudah. Dimana kondisi negara ketika itu, masih belum stabil, sehingga membuat panitia harus bekerja ekstra keras.
PON Pertama Dilaksanakan di Stadion Sriwedari
Upacara pembukaan berlangsung meriah di Stadion Sriwedari. Ribuan penonton hadir untuk menyaksikan momen bersejarah saat itu.
PON pertama diikuti oleh sekitar 600 atlet dari 13 daerah. Mereka bertanding dalam sembilan cabang olahraga, yaitu atletik, bola basket, bola keranjang, bulu tangkis, panahan, pencak silat, renang, sepak bola, dan tenis.
Meskipun fasilitas dan peralatan olahraga masih terbatas, para atlet berlaga dengan semangat juang yang tinggi. Mereka tidak hanya bertanding untuk meraih kemenangan, tetapi juga untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang kuat dan bersatu.
PON pertama melahirkan banyak momen yang berkesan. Salah satunya adalah kemenangan tim sepak bola Jawa Tengah atas tim DKI Jakarta dengan skor 3-2.
Pertandingan ini berlangsung sengit dan dramatis. Kemenangan Jawa Tengah disambut dengan gegap gempita oleh para pendukungnya.
Momen berkesan lainnya adalah penampilan gemilang atlet-atlet muda Indonesia. Mereka menunjukkan potensi besar untuk menjadi bintang olahraga di masa depan.
Keberhasilan dalam menyelenggarakan PON I tahun 1948 di Solo menjadi bukti nyata tonggak sejarah persatuan dan perkembangan olahraga di Indonesia.
Selain itu, penyelenggaraan PON pertama ini juga telah membuktikan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia tetap memegang persatuan dan kesatuan bangsa di tengah-tengah dentuman meriam dan kondisi negeri yang kian tidak menentu. (Safri)